Instrumen Investasi
Instrument
Investasi
Investasi merupakan
penanaman modal berupa uang atau barang berharga lainnya dengan tujuan untuk
melipatgandakan kekayaannya. Selain untuk menambah kekayaan, investasi juga
bermanfaat untuk meminimalkan tekanan inflasi. Dengan berinvestasi, nilai
kekayaan yang dimiliki seseorang dapat lebih menyesuaikan dengan nilai
inflasi. Melakukan investasi
dalam beberapa instrumen yang berbeda adalah salah satu pilihan tepat yang
wajib Anda pertimbangkan. Pembagian risiko terhadap dana yang Anda miliki bisa
dilakukan jika Anda tidak menempatkan seluruh dana investasi dalam satu
instrumen saja. Mempertimbangkan berbagai hal terkait dengan investasi yang
akan dipilih tentu menjadi hal yang sangat penting untuk Anda lakukan.
Mengingat berinvestasi akan melibatkan sejumlah uang dan juga waktu Anda yang
sangat berharga. Berbagai pertimbangan yang Anda dapatkan akan membantu
untuk menemukan instrumen yang paling tepat dan juga menguntungkan. Sebab
setiap orang tentu berharap terhindar dari risiko yang besar dan mendapatkan
sejumlah keuntungan yang besar dari berbagai investasi yang mereka pilih. Berikut
adalah penjelasan tentang beberapa instrument investasi.
1.
Investasi
Properti: Investasi properti tergolong salah satu
investasi yang banyak diminati karena nilai properti yang cenderung naik dari
tahun ke tahun. Selain dari kenaikan nilainya, investasi ini juga sangat
menguntungkan karena jika dikelola dapat memberikan pemasukan tetap per bulan
atau per tahun. Properti dapat disewakan dalam bentuk dikontrakkan atau dibuat
tempat kos. Kenaikan harga properti dipengaruhi oleh inflasi, lokasi serta
penawaran dan permintaan. Di Indonesia, dalam hal penawaran dan permintaan saat
ini masih terjadi kesenjangan yang cukup signifikan karena pertumbuhan penduduk
Indonesia yang terus meningkat.
·
Kelebihan
Investasi Properti:
1.
Risiko penurunan
harga sangat rendah, bahkan sangat jarang terjadi. Contoh dari property yang
sering diinvestasi adalah rumah, rumah memiliki
risiko yang menjanjikan untuk dijadikan sebagai investasi.
2.
Investasi
ini menjamin kenaikan harga yang stabil setiap tahunnya sehingga cukup tahan
menghadapi inflasi.
·
Kekurangan
Investasi Properti:
1.
Anda
akan membutuhkan sejumlah biaya perawatan untuk investasi properti yang anda
miliki.
2.
Anda bisa saja mengalami kesulitan ketika akan
menjualnya. Terlebih sewaktu-waktu Anda membutuhkan sejumlah dana dalam waktu
singkat/darurat.
·
Resiko
Investasi Properti
1.
Regulasi
Pemerintah
2.
Bencana
Alam
3.
Permasalahan
kredit property bank
4.
Membutuhkan
Perawatan
·
Ragam
Investasi Properti:
1.
Investasi
bentuk tanah.
2.
Investasi
bentuk rumah kos.
3.
Investasi
rumah bentuk kontrakan.
4.
Investasi
bentuk ruang usaha.
5.
Investasi
bentuk hunian mewah.
2
Investasi
Emas: Investasi Emas adalah sarana
investasi yang banyak digunakan masyarakat luas. Bahkan, sejak zaman dulu emas
telah dijadikan sebagai salah satu bentuk investasi yang memiliki risiko rendah
dan juga tahan terhadap inflasi. Emas bisa dibeli dalam bentuk batangan, koin,
dan perhiasan. Proses mendapatkannya juga terbilang mudah. Itulah mengapa
banyak orang memilih emas sebagai sarana investasi.
·
Kelebihan
Investasi Emas:
1.
Emas
merupakan bentuk aset yang mudah dijual jika sewaktu-waktu Anda membutuhkan
sejumlah dana dalam keadaan darurat.
·
Kekurangan
Investasi Emas:
2.
Emas
memiliki risiko yang tinggi untuk hilang atau dicuri orang lain. Sebab
menyimpannya di rumah juga sangat berisiko membuat Anda mengalami sejumlah
kerugian jika sewaktu-waktu terjadi tindak pencurian.
·
Resiko
Investasi Emas:
1.
Emas
palsu, Ini merupakan resiko yang benar-benar wajib untuk dihindari, sebab pada
dasarnya kita tidak mengerti dan mengenali dengan baik kandungan yang terdapat
di dalam emas yang kita miliki, baik itu bobot dan juga kadarnya.
2.
Investasi
Bodong, Ini mungkin terdengar seperti sebuah kisah klasik dan sudah banyak
diungkap oleh para penegak hukum, namun selalu saja ada yang tertipu karena hal
ini. Investasi emas dengan iming-iming sejumlah keuntungan yang sangat besar
adalah hal yang petut untuk dihindari, sebab ini kemungkinan besar adalah
sebuah tindak penipuan.
3.
Kehilangan,
Kehilangan tentu menjadi salah satu resiko terbesar dalam kepemilikan emas,
terutama dalam bentuk perhiasan yang digunakan oleh pemiliknya, di mana ini
tentu akan menimbulkan sejumlah kerugian yang cukup besar.
·
Ragam
Investasi Emas:
1.
Emas
Batangan.
2.
Emas
koin.
3.
Emas
Perhiasan.
4.
Emas
Derivatif.
3
Investasi Obligasi: Investasi Obligasi
merupakan surat hutang yang diterbitkan oleh perusahaan. Suatu perusahaan
menerbitkan obligasi atau surat hutang dalam rangka mencari pinjaman modal
dengan bunga yang lebih ringan daripada suku bunga kredit. Investasi ini
menarik bagi para investor karena dapat menghasilkan bunga yang lebih tinggi
dari bunga bank. Secara singkat, obligasi memotong rantai perjalanan uang
menjadi lebih pendek sehingga keuntungan yang didapat kedua belah pihak yaitu
pemberi utang atau investor dan peminjam atau perusahaan menjadi lebih tinggi.
Sebelum jatuh tempo, Obligasi dapat diperjualbelikan dengan kisaran harga dari
nilainya yang dipengaruhi oleh kondisi pasar.
·
Kelebihan
Investasi Obligasi:
1.
Obligasi
memberikan besaran bunga yang lebih besar dari bunga deposito.
·
Kekurangan
Investasi Obligasi:
1. Jangka waktu investasi ini terbilang
sangat panjang, minimal 5 tahun, sehingga akan menjadi sebuah masalah jika
sewaktu-waktu Anda ingin mencairkan dana sebelum jangka waktu yang telah
disepakati.
2. Obligasi juga memiliki risiko yang cukup
tinggi. Jika sewaktu-waktu perusahaan penerbit obligasi mengalami kebangkrutan
atau dilikuidasi, bisa saja dana yang Anda investasikan tersebut tidak
dikembalikan.
·
Resiko
Investasi Obligasi:
1.
Gagal bayar (default): Terjadi jika kegagalan emiten untuk melakukan pembayaran bunga
serta hutang pokok pada waktu yang telah ditetapkan.
2.
Capital Loss: Terjadi jika obligasi yang dijual sebelum
jatuh tempo dengan harga yang lebih rendah dari harga belinya.
3.
Callability: Terjadi jika sebelum jatuh tempo, emiten mempunyai
hak untuk membeli kembali obligasi yang telah diterbitkan.
·
Ragam Investasi
Obligasi:
1.
Obligasi Suku Bunga
Tetap
2.
Obligasi Suka Bunga
Mengembang
3.
Obligasi Tanpa Bunga
4.
Obligasi Inflansi
5.
Obligasi Indeks
Berbasis Ekuiti
6.
Obligasi Abadi
7.
Obligasi Atas Unjuk
8.
Obligasi Tercatat
4
Investasi Reksadana: Investasi Reksadana adalah salah satu sarana untuk mengumpulkan
sejumlah dana secara kolektif. Investasi ini tidak sulit dan dapat dimiliki masyarakat umum karena
untuk berinvestasi di reksa dana tidak perlu memiliki keahlian investasi
ataupun modal yang besar.
Dana tersebut nantinya dikelola seorang Manajer Investasi atau sebuah
Perusahaan Investasi. Reksa dana akan membagi risiko dan juga keuntungan secara
merata kepada para investornya. Jumlah keuntungan tersebut akan sangat
tergantung pada jenis reksa dana yang Anda pilih saat melakukan investasi
tersebut.
·
Kelebihan
Investasi Reksadana:
1.
Anda tidak perlu repot-repot untuk mengelola
dana investasi Anda. Sebab hal ini akan dilakukan seorang Manajer Investasi
yang profesional.
2.
Dana
investasi Anda akan diinvestaskan kepada beberapa perusahaan sekaligus sehingga
berbagai risiko dan juga keuntungan yang akan Anda tanggung tersebar di dalam
beberapa perusahaan yang berbeda-beda.
·
Kekurangan
Investasi Reksadana:
1.
Anda
mungkin akan sedikit kurang puas dan maksimal dalam investasi ini. Sebab segala
sesuatunya dikelola Manajer Investasi yang Anda pilih.
2.
Keuntungannya
lebih kecil jika dibandingkan dengan keuntungan dari investasi dalam bentuk
saham.
3.
Anda
juga akan dikenakan sejumlah biaya pengelolaan oleh Perusahaan/Manajer
Investasi yang Anda gunakan.
·
Resiko
Investasi Reksadana:
1.
Keuntungan Tidak Dijamin: Investor harus menyadari bahwa dengan
berinvestasi dalam Reksa Dana, tidak ada jaminan untuk mendapatkan pembagian
dividen, keuntungan, ataupun kenaikan modal investasi.
2.
Risiko Umum Pasar Modal: Setiap pembelian efek akan melibatkan beberapa
unsur risiko pasar. Oleh karena itu, Reksa Dana mungkin rentan terhadap
perubahan kondisi pasar yang merupakan hasil dari:
o
global, regional atau
perkembangan ekonomi nasional;
o
kebijakan pemerintah
atau kondisi politik;
o
development in regulatory
framework, law and legal issues
o
pergerakan suku bunga
secara umum;
o
sentimen investor yang
luas, dan
o
guncangan eksternal
(misalnya: bencana alam , perang dan lain-lain)
3.
Risiko Efek: Ada banyak risiko efek yang dapat terjadi pada setiap efek. beberapa
contohnya adalah Kemungkinan default perusahaan penerbit pada pembayaran kupon
dan/atau pokok obligasi, dan implikasi dari peringkat kredit perusahaan yang di
downgrade.
4.
Risiko Likuiditas: Risiko likuiditas dapat didefinisikan sebagai
seberapa mudah sebuah efek dapat dijual pada atau mendekati nilai wajarnya
tergantung pada volume yang diperdagangkan di bursa.
5.
Risiko Inflasi: Risiko tingkat inflasi adalah risiko potensi kerugian daya
beli investasi Anda karena terjadinya kenaikan rata-rata harga konsumsi.
6.
Risiko Pembiayaan Pinjaman: Jika dana pembelian unit Reksa Dana didapat
dari pinjaman, maka investor perlu memahami bahwa:
a.
Pinjaman meningkatkan
kemungkinan baik untuk untung maupun rugi;
b.
Jika nilai investasi
turun dibawah tingkat tertentu, investor mungkin diminta oleh lembaga keuangan
untuk menambah agunan, atau mengurangi jumlah pinjaman ke level yang
disyaratkan;
c.
Biaya pinjaman dapat
bervariasi dari waktu ke waktu tergantung pada fluktuasi suku bunga;
d.
Risiko menggunakan
pinjaman harus di pertimbangkan secara berhati-hati karena mengandung risiko.
7.
Risiko Ketidakpatuhan: Hal ini mengacu pada risiko terhadap Reksa Dana dan keuntungan
investor yang dapat timbul karena ketidak-sesuaian terhadap hukum,
aturan, peraturan, etika dan Policy and Procedure internal dari Manajer
Investasi.
8.
Risiko Manajer Investasi: Kinerja setiap Reksa Dana sangat bergantung
antara lain pada, pengalaman, pengetahuan, keahlian, dan teknik / proses
investasi yang diterapkan oleh Manajer Investasi, dan setiap kekurangan dari syarat
tersebut akan berdampak buruk pada kinerja Reksa Dana sehingga akan merugikan
investor.
·
Ragam Investasi
Reksadana:
1. Reksadana Pasar Uang (RDPU)
2. Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT)
3. Reksadana Campuran (RDC)
4. Reksadana Saham (RDS)
5
Investasi Sukuk: Istilah sukuk berasal dari bentuk jamak dari bahasa Arab ‘sak’ atau
sertifikat. Secara singkat The Accounting and Auditing Organisation
for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) mendefinisikan sukuk sebagai
sertifikat bernilai sama yang merupakan bukti kepemilikan yang tidak dibagikan
atas suatu asset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan atas proyek atau
kegiatan investasi tertentu. Sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi
konvensional, dengan perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan
dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying
transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan
sukuk, dan adanya aqad atau penjanjian antara para pihak yang disusun
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur
secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba,
gharar dan maysir.
·
Kelebihan
investasi sukuk:
1. Dapat
menjangkau investor yang lebih luas, terutama bagi investor yang concern terhadap aspek Syariah,
2. Untuk mendiversifikasikan portofolio sebagai sumber dana,
3. Penawaran yang relatif masih rendah, dengan tingkat permintaan yang tinggi,
Pada umumnya, sukuk memiliki harga yang rendah atau minimal sama dibandingkan dengan obligasi konvensional.
2. Untuk mendiversifikasikan portofolio sebagai sumber dana,
3. Penawaran yang relatif masih rendah, dengan tingkat permintaan yang tinggi,
Pada umumnya, sukuk memiliki harga yang rendah atau minimal sama dibandingkan dengan obligasi konvensional.
·
Kekurangan investasi
sukuk:
1.Struktur
yang lebih rumit karena mensyaratkan adanya asset yang mewadahinya (underlying
asset)
2. Pajak dan ketidakpastian hukum
3.Tidak memiliki benchmark yang resmi, karena sukuk pemerintah belum diterbitkan.
2. Pajak dan ketidakpastian hukum
3.Tidak memiliki benchmark yang resmi, karena sukuk pemerintah belum diterbitkan.
·
Resiko
Investasi Sukuk:
1. Risiko Pasar (Market Risk: Risiko pasar merupakan risiko yang
timbul dari instrumen investasi yang diperdagangkan di pasar sekunder (tradable). Risiko
pasar sukuk terdiri dari: risiko tingkat suku bunga (interest rate
risk), dan risiko nilai tukar (foreighn exchange
rate/currency risk).
2. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk): Risiko likuiditas merupakan risiko yang
timbul, khususnya untuk sukuk yang diperjualbelikan di pasar sekunder,
diakibatkan oleh pasar sekunder yang belum likuid dan belum terbentuk dengan
baik. Pasar yang tidak liquid mengakibatkan investor kesulitan menjual sukuk
dengan nilai yang wajar.
3.
Risiko Operasional (Operational Risk). Operational risk merupakan risiko yang
timbul dalam kegiatan bisnis sebagai akibat dari pengelolaan yang tidak tepat,
atau karena sebab eksternal. Beberapa risiko yang termasuk dalam operational
risk adalah:
a. Risiko kegagalan pembayaran (default risk)
b. Risiko pembayaran kupon (coupon payment risk)
c. Risiko terkait aset (asset risk)
a. Risiko kegagalan pembayaran (default risk)
b. Risiko pembayaran kupon (coupon payment risk)
c. Risiko terkait aset (asset risk)
4. Risiko Hukum dan Peraturan (Legal and
Regulatory Risk). Dalam penerapan konsep-konsep syariah, seperti penyusunan struktur sukuk
dan penggunaan underlying asset, terdapat kemungkinan belum
terakomodasi dalam ketentuan hukum yang berlaku, sehingga suatu struktur tidak
dapat diaplikasikan karena tidak selaras dengan peraturan tersebut.
·
Ragam
Investasi Sukuk:
1.
Sukuk
Ijarah
2.
Sukuk
Mudharabah
3.
Sukuk
Musyarakah
4.
Sukuk
Istishna
6
Investasi
Saham: Investasi Saham merupakan salah satu investasi
yang tergolong high risk high return. Saham secara singkat dapat
diartikan sebagian kepemilikan atas suatu perusahaan yang dijual oleh
perusahaan itu sendiri. Pembeli saham akan merasakan keuntungan maupun kerugian
yang diderita oleh perusahaan tersebut. Pada umumnya, keuntungan yang didapat
dari investasi saham lebih tinggi dari bunga bank. Hal ini dikarenakan
perusahaan memperoleh modal dari berbagai sumber, salah satunya adalah pinjaman
bunga bank. Karena itu, perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang lebih
tinggi dari bunga bank agar dapat membayar hutangnya. Keuntungan perusahaan
dibagikan dalam bentuk dividen pada akhir tahun kepada setiap pemegang saham
sesuai besar saham yang dimilikinya. Investasi saham membutuhkan keahlian yang
tinggi untuk dapat terus memprediksi iklim pasar. Selain itu, investasi ini
juga harus terus menerus dipantau.
·
Kelebihan Investasi
saham:
1.
Anda
bisa saja mendapatkan sejumlah keuntungan yang sangat besar atas kepemilikan
saham, terutama jika harga saham perusahaan yang Anda miliki mengalami kenaikan
yang signifikan.
2.
Jumlah
keuntungan ini bahkan bisa berkali lipat dari harga beli saham yang Anda
keluarkan untuk mendapatkannya sebelumnya.
·
Kekurangan Investasi
saham:
1.
Saham
juga memiliki sejumlah risiko yang sangat besar. Anda bisa saja mengalami
kerugian yang besar jika sewaktu-waktu harga saham tersebut turun di pasaran.
·
Resiko
Investasi Saham:
1.
Capital
Loss adalah kerugian yang diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli
saham. Capital loss yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih
rendah dari harga belinya.
2.
Tidak
Mendapat Deviden: Perusahaan hanya akan membagikan dividen jika perusahaan
dapat menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat
membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian
potensi keuntungan pemodal untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja
perusahaan tersebut.
3.
Resiko
Suspend: Jika suatu saham terkena suspend atau diberhentikan
perdagangannya oleh otoritas bursa efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat
menjual sahamnya hingga saham yang di suspend tersebut
dicabut dari status suspend.
4.
Resiko
Delisting Saham: Risiko lain yang dihadapi oleh para investor adalah jika saham
perusahaan dikeluarkan dari pencatatan bursa efek (delisting).
Suatu saham perusahaan di-delist di bursa umumnya karena kinerja
perusahaan yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah
diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya
sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa.
5.
Resiko
Bangkrut dan Dilikuidasi: Jika perusahaan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan
dan perusahaan tersebut dibubarkan, maka akan berdampak pada pemegang saham.
·
Ragam
Investasi Saham:
A.
Jenis
saham dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim
1.
Saham
Biasa (Common Stock): Pemilik atau pemegang saham
jenis ini hanya memiliki kewajiban yang terbatas. Keuntungannya adalah jika
terjadi resiko terburuk misalnya perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang
ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
2.
Saham
Preferen (Preferred Stock): Secara umum, karakteristik saham
preferen sama halnya dengan saham biasa yang bisa mewakili kepemilikan
ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas
lembaran saham tersebut, dan membayar dividen.
B.
Jenis
saham dari segi cara peralihannya
1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks): Secara fisik,
pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya. Hal ini bertujuan agar
mudah dipindahtangankan dari satu investor satu ke investor lainnya.
2. Saham Atas Nama (Registered Stocks): Kebalikan
dari saham atas unjuk, pada saham atas nama pemegang saham tertulis jelas
namanya di dalam kertas saham dan cara peralihannya pun juga harus melalui
prosedur tertentu.
C.
Jenis
saham dari segi kinerja perdagangan
1. Blue Chip Stocks: Jenis saham ini banyak diburu
investor karena berasal dari perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai
petinggi di industrinya, dan memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten
dalam membayar dividen.
2. Income Stocks: Jenis saham ini juga mempunyai
keunggulan dalam hal kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata
dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Kemampuan menciptakan pendapatan
yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai menjadi daya
tarik tersediri bagi investor.
3. Growth Stocks
o (Well-Known)
Mirip dengan blue chip, saham jenis ini memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai petinggi di industri sejenis dan dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai reputasi tinggi.
Mirip dengan blue chip, saham jenis ini memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai petinggi di industri sejenis dan dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai reputasi tinggi.
o (Lesser-Known)
Walaupun bukan sebagai petinggi dalam industri, namun jenis saham ini tetap memiliki ciri growth stock. Biasanya merupakan saham dari perusahaan daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
Walaupun bukan sebagai petinggi dalam industri, namun jenis saham ini tetap memiliki ciri growth stock. Biasanya merupakan saham dari perusahaan daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
4. Speculative Stocks: Investor dengan profil resiko
high risk, bisa mencoba jenis saham ini. Saham ini berpotensi menghasilkan laba
tinggi di masa depan, namun tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan
dari tahun ke tahun.
5.
Counter
Cyclical Stocks: Jenis saham ini paling stabil saat kondisi ekonomi bergejolak
karena tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis
secara umum.
Referensi (waktu diakses)
https://www.cermati.com/artikel/inilah-7-produk-investasi-pilihan-beserta-kelebihan-dan-kekurangannya (01-12-2017)
https://forum-ukm.blogspot.co.id/2015/07/resiko-dan-keuntungan-bisnis-investasi-properti.html (01-12-2017)
http://guruppg.blogspot.co.id/2013/06/obligasi.html (01-12-2017)
http://www.cimb-principal.co.id/Investor's_Guide-@-General_Risks_of_Investing_in_Mutual_Funds.aspx (01-12-2017)
https://www.infovesta.com/index/learning/learning/;jsessionid=D6118E855D3951845DF427889296E032.NGXA/41 (01-12-2017)
Komentar
Posting Komentar