Rasio Keuangan
Rasio
keuangan
Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat
Analisis Perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan
perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan pos keuangan
(neraca, laporan/laba rugi, laporan arus
kas). Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis
laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara
suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa
berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada
penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.
Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab
setidaknya 4 pertanyaan: bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, apakah
manajemen efektif dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki
perusahaan, bagaimana perusahaan didanai, apakah pemegang saham biasa mendapat
tingkat pengembalian yang cukup. Perhitungan rasio financial sebaiknya didasarkan
pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan
yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang
dihitung juga kurang akurat. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa
pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan
membantu analis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan
sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin (2000 : 40)
mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio
keuangan sebagai alat analisis.
o
Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan
untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai
keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara
bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka
satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.
o
Pembandingan yang dilakukan haruslah dari
perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita
membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan rasio
finansial perusahaan B pada tahun 19X1.
o
Sebaiknya perhitungan rasio finansial
didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan
keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio
yang dihitung juga kurang akurat.
o
Adalah sangat penting untuk diperhatikan
bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.
Kegunaan Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi
kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan
perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat
ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja
perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio
keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata
industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.Analisis rasio
keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan
keuangan yaitu manajer perusahaan,analis kredit, dan analis saham. Kegunaan
rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston
(2006 : 119) adalah sebagai berikut:
·
Manajer, yang menerapkan rasio untuk
membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi
perusahaan,
·
Analis kredit, termasuk petugas pinjaman
bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk
membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan
·
Analis saham, yang tertarik pada
efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.
Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang
paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan
dibandingkan alat analisis keuangan lainnya. Analisis rasio keuangan memiliki
beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh
Harahap (2006 : 298).
o
Rasio merupakan angka-angka atau
ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
o
Rasio merupakan pengganti yang sederhana
dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
o
Rasio mengetahui posisi perusahaan di
tengah industri lain.
o
Rasio sangat bermanfaat untuk bahan
dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).
o
Rasio menstandarisir sizeperusahaan.
o
Dengan rasio lebih mudah
memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan
perusahaan secara periodik atau time series.
o
Dengan rasio lebih mudah melihat tren
perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio
keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 :
82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan akan datang.analisis rasio
keuangan antara lain:
o
Kesulitan dalam mengidentifikasi
kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut
bergerak di beberapa bidang usaha.
o
Perbedaan metode akuntansi akan
menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan
atau metode penilaian persediaan.
o
Rasio keuangan disusun dari data
akuntansi dan data tersebut dipengaruhi olehcara penafsiran yang berbeda bahkan
bisa merupakan hasil manipulasi.
o
Informasi rata == rata industri adalah
data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.
Pemakai
Rasio Keuangan
Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang
berlainan, tergantung pada siapa yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi
Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna rasio keuangan dapat dibedakan
menjadi :
1)
Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan
perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry
yang sama.
2)
Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi :
o
Kreditur yang memberikan pinjaman kepada
perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek dan
kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang atau lembaga
keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang
pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan
lebih menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang
merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang
atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang
akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman.
Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
o
Investor atau pemegang saham sebagai tambahan
terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan
kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di
pasaran.
Jenis-jenis Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas
(liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek.
Rasio Solvabilitas
(leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Rasio Aktivitas
(activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau
kekayaan perusahaan.
Rasio Profitabilitas
dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat imbalan atau
perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva.
Rasio Investasi
(investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau
efek, khususnya saham dan obligasi.
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio atau
perbandingan yang bisa memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban yang dimilikinya. Kewajiban tersebut biasanya dalam bentuk utang
jangka pendek. Ketika perusahaan tersebut memiliki rasio likuiditas yang baik,
artinya ia memiliki kemampuan dalam melunasi utang jangka pendek tersebut,
perusahaan tersebut akan disebut sebagai ‘Perusahaan yang Likuid’. Sedangkan
jika ternyata dalam hasil perhitungan rasionya ia dinilai tidak memiliki
kemampuan cukup untuk melunasi utang jangka pendek, perusahaan tersebut akan
menyandang gelar ‘Ilikuid’.
Rasio likuiditas bukan
merupakan rasio tunggal. Ada beberapa jenis rasio yang termasuk dalam rasio
likuiditas, di antaranya:
·
Current Ratio
Current Ratio adalah rasio yang
membandingkan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio ini akan
memproyeksikan kemampuan perusahaan yang dilambangkan dengan aktiva lancar
dalam menutup utang lancar yang dimiliki. Beberapa hal yang tergolong dalam
aktiva lancar adalah kas, piutang, persediaan, dan beberapa aktiva lain.
Sementara itu yang termasuk dalam utang lancar antara lain utang dagang dan
wesel, utang bank, utang gaji, dan sebagainya. Rumus untuk menghitung Current
Ratio adalah sebagai berikut:
Current Ratio = (Aktiva Lancar : Utang Lancar) x 100%
Dari rumus tersebut, ketika nilai Current
Ratio mencapai 100% atau setara dengan nilai 1, artinya perusahaan tersebut
memiliki kemampuan untuk menutup utang lancar dengan aktiva lancar yang
nilainya sama. Maka, semakin besar nilai Current Ratio mencerminkan kemampuan
perusahaan yang juga semakin besar dan mampu dalam menutup utang lancar.
·
Quick Ratio
Disebut juga dengan Ratio Cair atau Acid
Ratio. Quick Ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi
persediaan dengan utang lancar yang dimiliki. Ratio ini lebih melihat pada
komponen aktiva lancar yang lebih likuid seperti kas, surat berharga, dan
piutang. Rumus untuk menghitung Quick Ratio adalah sebagai berikut:
Quick Ratio = [(Aktiva Lancar – Persediaan) / Utang
Lancar] x 100%
Dari rumus tersebut, ketika nilai Quick Ratio
mencapai 100% atau setara dengan nilai 1, ia sudah dikatakan sebagai perusahaan
hebat yang kuat karena memiliki aktiva lancar yang bisa menutup utang lancar.
Semakin besar nilai Quick Ratio yang didapat menunjukkan kekuatan perusahaan
tersebut. Meski begitu, perusahaan yang sehat tak harus selalu dilihat dari
nilai Quick Ratio-nya yang sama dengan 1. Terkadang, nilai di bawah 100% namun
sudah mendekati 100% juga bisa mencerminkan kekuatan perusahaan dalam menutup
utang lancar mereka dengan aktiva lancar yang dimiliki.
·
Cash Ratio
Cash Ratio adalah perbandingan
antara kas dan aktiva lancar dengan utang lancar. Aktiva lancar ini diharapkan
bisa segera dicairkan menjadi uang kas. Kas yang dimaksud di sini setara dengan
uang yang ada di perusahaan yang disimpan di kantor maupun bank. Selain itu,
ada harta setara kas seperti harta lancar yang mudah dicairkan namun hal ini
memiliki dampak dari pengaruh kondisi ekonomi negara bersangkutan. Rumus
menghitung nilai Cash Ratio adalah sebagai berikut:
Cash Ratio = [(Kas + Setara Kas) : Utang Lancar] x 100%
Nilai Cash Ratio yang baik adalah mencapai
100% atau lebih, karena nilai ini akan menggambarkan kekuatan perusahaan dalam
menutup utang lancar mereka menggunakan kas dan harta setara kas. Meski begitu,
nilai Cash Ratio di bawah 100% yang mendekati 100% juga bisa dianggap
menggambarkan kekuatan perusahaan yang cukup baik dalam menutup utang lancar
mereka.
2.
Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah rasio atau
perbandingan yang menggambarkan kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi
kewajiban finansial mereka. Hal itu termasuk kewajiban jangka panjang dan
kewajiban jangka pendek. Perusahaan yang tergolong solvable adalah
perusahaan yang memiliki harta atau aktiva yang relatif cukup membayar semua
utang yang dimilikinya. Ketika perusahaan tersebut tidak mampu membayar semua
utang dengan semua aktivanya, perusahaan tersebut dikatakan insolvable.
Ada dua jenis rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas, yaitu:
·
Total Debt to Total Assets Ratio
Total Debt to Total Assets Ratio atau
yang lebih dikenal dengan nama Debt Ratio ini adalah
perbandingan yang mengukur persentase besar dana yang asalnya dari utang, baik
utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Mengukur Debt Ratio ini
menggunakan rumus berikut:
Debt Ratio = (Total Utang : Total Aktiva) x 100%
Dari rumus tersebut, ketika nilai Debt Ratio
semakin kecil, maka nilai tersebut menggambarkan keamanan dana perusahaan.
Rumus tersebut mengkomunikasikan bahwa kemampuan perusahaan bisa menutup utang
dengan aktiva.
·
Debt to Equity Ratio
Debt to Equity
Ratio adalah perbandingan antara utang perusahaan dengan modal yang
dipunyainya. Ketika nilai rasio ini relatif tinggi (mencapai 100% atau lebih
dari itu), artinya perusahaan memiliki modal yang relatif sedikit dibandingkan
dengan total utangnya. Padahal, perusahaan yang sehat memiliki tingkat utang
yang tidak melebihi modal sendiri agar beban perusahaan tidak terlampau tinggi.
Dari penjelasan tersebut bisa kita buat rumus sederhana Debt to Equity Ratio
ini sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio = (Total Utang : Modal) x 100%
3. Rasio Rentabilitas
Poin ketiga membahas Rasio Rentabilitas yang
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang
mereka inginkan. Rasio ini dianggap paling berhubungan dengan kelangsungan hidup
perusahaan. Rasio Rentabilitas bukan rasio tunggal karena di dalamnya terdapat
beberapa rasio yang mengukur kemampuan tersebut, di antaranya:
·
Profit Margin
Profit Margin adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih pada tingkat
penjualan yang sudah ditentukan. Biasanya, Profit Margin sudah akan tertera di cara membuat Laporan Laba Rugi. Rasio ini
membuat penggunanya akan mengintepretasikan kemampuan perusahaan untuk menekan
biaya pada periode tertentu. Rumus dari Profit Margin adalah sebagai berikut:
Profit Margin = (Laba Bersih : Penjualan) x 100%
Ketika kita mendapatkan nilai mendekati 100%
pada rasio ini, bisa dikatakan peruashaan memiliki kemampuan yang relatif
tinggi untuk mengumpulkan laba bersih.
·
Gross Profit Margin
Gross Profit Margin adalah perbandingan
yang mengukur laba kotor terhadap penjualan bersih yang dilakukan perusahaan.
Rasio ini mengukur sejauh mana laba kotor yang bisa diraup perusahaan pada
setiap penjualannya. Nilai Gross Profit Margin yang semakin tinggi mencerminkan
kondisi keuangan perusahaan tersebut yang semakin baik. Rumus Gross Profit
Margin adalah sebagai berikut:
Gross Profit Margin = (Laba Kotor : Penjualan Bersih) x
100%
·
Net Profit Margin
Net Profit Margin atau dalam bahasa
Indonesia disebut sebagai Margin Laba bersih merupakan alat pengukur laba
bersih yang didapatkan perusahaan per satu satuan mata uang penjualan. Selain
itu, rasio ini juga mengukur efisiensi produksi, administrasi, sampai manajemen
pajak. Dari rumus yang didapatkan, bila nilai rasio ini relatif tinggi
(mendekati 100%, 100% atau lebih dari itu) maka perusahaan dikatakan memiliki
kemampuan menghasilkan laba yang tinggi. Rumus Net Profit Margin adalah:
Net Profit Margin = (Laba Bersih Setelah Pajak :
Penjualan Bersih) x 100%
·
Return On Investment (ROI)
Return On Investment adalah rasio
yang relatif umum yang digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah perusahaan
ektika akan menghasilkan laba guna menutup sistem akuntansi biaya investasi
yang sudah dikeluarkan. Sebagai catatan, penghitungan rasio ini melibatkan laba
yang merupakan laba bersih setelah pajak (Earning After Tax). Rumus rasio ini:
Return
On Investment = (EAT : Investasi) x 100%
·
Return On Assets (ROA)
Return On Assets atau Rentabilitas
Ekonomis ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan memanfaatkan semua aktiva yang dimilikinya. Laba yang
dihasilkan menurut perhitungan rasio ini adalah laba sebelum bunga dan pajak
atau sering disebut juga EBT. Semakin tinggi nilai rasio yang didapatkan maka
semakin baik kemampuan perusahaan tersebut untuk mendapatkan laba dengan
memanfaatkan semua aktivanya. Rumus ROA adalah:
Return
On Assets = (EBT : Total Aktiva) x 100%
4. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas adalah rasio yang
mengukur efektivitas sebuah perusahaan untuk memanfaatkan segala sumber daya
yang mereka miliki. Rasio-rasio yang tergolong dalam Rasio Aktivitas ini akan
melibatkan perbandingan antara penjualan maupun investasi dalam berbagai jenis
aktiva.
·
Perputaran Piutang
Perputaran Piutang adalah rasio
untuk mengukur efektivitas pengelolaan piutang yang dimiliki suatu perusahaan.
Cara mengukurnya adalah dengan menghitung berapa rata-rata piutang yang
dikumpulkan dalam satu tahun. Rumus perputaran piutang adalah sebagai berikut:
Perputaran
Piutang = Penjualan Bersih : Rata-rata Piutang Dagang
Dari rumus tersebut, jika nilai rasio perputaran
piutang tinggi (lebih dari 1) maka artinya perusahaan tersebut memiliki
efektivitas pengelolaan piutang yang tinggi pula.
·
Perputaran
Persediaan
Perputaran Persediaan adalah
rasio yang juga mencerminkan likuiditas suatu perusahaan dengan mengukur tingkat
efisiensi pengelolaan yang dilakukan perusahaan dan juga penjualan persediaan
yang mereka miliki. Jika hasil perhitungan rasio ini tinggi (biasanya akan
lebih dari 1), maka perusahaan tersebut diyakini memiliki efektivitas
perputaran persediaan dan juga kinerja manajemen perusahaan. Rumus rasio ini
adalah:
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan
: Rata-rata Persediaan
·
Perputaran
Aktiva Tetap
Perputaran Aktiva
Tetap adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan penjualan yang didasarkan pada aktiva tetap perusahaan. Rasio ini
menilai efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan aktiva tetap mereka. Ketika
nilai rasionya tinggi, perusahaan tersebut direfleksikan memiliki efektivitas
proporsi aktiva tetap yang tinggi. Rasio ini menjadi sebuah perhitungan yang
penting ketika digunakan pada perusahaan yang bergerak dalam industri dengan
proporsi aktiva tetap tinggi. Rumus Perputaran Aktiva Tetap adalah:
Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan : Total
Aktiva
·
Perputaran
Total Aktiva
Perputaran Total
Aktiva adalah rasio untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva
perusahaan. Jika nilai rasio ini tinggi, maka perusahaan tersebut bisa dinilai
sebagai perusahaan dengan sistem manajemen yang baik. Namun, ketika nilai rasio
ini relatif rendah (kurang dari 1 atau mendekati nol) maka perusahaan tersebut
bisa dinilai memiliki manajemen yang kurang baik, baik dalam strategi,
pemasaran, sampai pengeluaran untuk investasi. Rumus Perputaran Total Aktiva
adalah sebagai berikut:
Perputaran Total Aktiva = Penjualan : Total
Aktiva
Referensi
(waku diakses)
https://dosenakuntansi.com/macam-macam-rasio
(19-12-2017)
Komentar
Posting Komentar